Guru merupakan jembatan antara kita dengan ilmu pengetahuan. Semakin baik jembatannya, maka semakin cepat pula kita sampai di pengetahuan tersebut. Tetapi bagaimanakah guru yang ideal itu?
Menurut saya, guru yang baik dan ideal adalah guru yang dapat membuat proses belajar menjadi nyaman dan menyenangkan, sehingga meningkatkan kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran. Untuk itu, saya ingin menggambarkannya dengan suatu contoh.
Saat dunia maju pesat seperti sekarang, internet menjadi hal yang penting. Melalui internet, kita cepat mengetahui perkembangan dunia, mendapat segala jenis pengetahuan dan informasi terbaru. Jika dulu ada ungkapan “perpustakaan adalah gudang ilmu”, maka kini “internet adalah sumber ilmu”, karena internet menyimpan informasi yang tak terbatas, melebihi batas-batas perpustakaan, yang dapat diakses siapa saja, kapan saja, dari mana saja.
Karena itu pembelajaran berbasis e-learning adalah cara yang ideal. Sejak dini siswa harus dikenalkan pada internet. Setelah itu, untuk mendapatkan pengalaman belajar yang komprehensif, sebaiknya siswa dianjurkan memiliki blog. Cukuplah dengan menggunakan blog gratis di wordpress.com, blogger.com, blogsome.com, dan lain-lain.
Dengan memiliki blog, siswa akan belajar banyak hal. Mulai dari menggali informasi dan pengalaman, memilih topik untuk mengisi blognya, belajar Corel Draw, Photoshop, Flash, hingga bahasa pemrograman seperti HTML dan Java untuk membuat blognya tampil lebih oke. Blog bisa menjadi media siswa belajar menulis dengan baik dan benar, memahami perbedaan pendapat, serta belajar menghargai dan menanggapi pendapat orang lain.
Di blogosphere siswa bisa berinteraksi dengan (dan belajar dari) sesama siswa dari provinsi lain, mahasiswa dari universitas terkenal, menjalin relasi dengan dosen perguruan tinggi favorit, bahkan berteman dengan orang di luar negeri, tanpa perlu malu-malu atau takut-takut. Dengan demikian wawasan dan keterampilan siswa berkembang pesat melebihi batas-batas pelajaran di sekolah.
Jika siswa memiliki blog pribadi, mau tidak mau guru ikut belajar menggunakan internet dan memiliki blog pribadi juga, yang sekaligus bisa menjadi sarana dalam memberikan pelajaran kepada anak didiknya. Sekarang mulai banyak guru (terutama dosen) yang memberikan materi pelajarannya melalui blog, dan siswa mengumpulkan tugasnya melalui blog atau e-mail.
Dengan demikian proses belajar-mengajar lebih fleksibel, terasa menyenangkan, kemampuan/wawasan guru dan siswa sama-sama berkembang pesat, yang bermuara pada tingginya kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Note: Tulisan ini saya ikutsertakan dalam lomba “Opini Siswa tentang Guru Ideal” yang diselenggarakan oleh Jawa Pos, bersama dengan PT Telkom.
Nah, sekarang Pandu ngga sendirian lagi nge-blog-nya, karena teman seangkatannya di SMASA pasti punya blog.
Semoga hal ini memberi arah positif menuju komunitas yang maju dalam segala hal, ilmu pengetahuan, teknologi, art/seni, budaya dan jangan lupakan hobi.
Ingat tidak ada kata terlalu muda atau tua dalam belajar.
Michael Dell sudah berambisi mengalahkan raksasa komputer IBM saat umurnya masih 18 tahun, hasilnya sekarang pun ia menjadi salah satu pengusaha yang produknya dikenal oleh seluruh dunia. Tak kalah dengan yang muda, Harland Sanders baru sukses saat usia 66 tahun. Usia dimana para sebayanya sudah memutuskan untuk pensiun, ia malah sukses dengan Kentucky Fried Chicken(KFC).
Berkenaan dengan teknologi yang selalu mengantar kita kearah perubahan-perubahan drastis dimana semua jadi dipermudah, hendaknya kita selalu berpikiran terbuka dalam menyerapnya. Ingat kereta teknologi tidak menunggu lama, bila kita tidak segera naik, niscaya pribahasa katak dalam tempurung akan selalu menyertai.
Yah, emang sih udah banyak yang punya blog. Tapi sayangnya mereka sudah jarang update blognya lagi, sudah pasif. Seolah bikin blog hanya sebagai pelengkap tugas sekolah. Hanya beberapa teman yang masih tetap melanjutkan menulis blog. 😦
Pak Fajar ada di gerbong ke berapa?
Walah, ada ane ? 😆
Sekalian, kalau guru membuat blog, sebisa mungkin si Guru membuat Yahoo! Messenger, siapa tahu sang Murid ingin mengetahui lebih banyak dan bertanya lewat situ.
Pasti ada yang salah dengan kata – kata saya. 😆
salam kenal aja
@ Mihael “D.B.” Ellinsworth
Tentu saja. Selain untuk antisipasi jika ada siswa yang bingung, juga agar siswa lebih dekat dengan guru.
@ taufik79
Salam kenal. 😀